BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 mingggu. Wanita yang melalui priode puerperium
disebut puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas
ini 6-8 minggu.
Batasan waktu nifas yang pa;ing singkat (minimum) tidak ada batasan
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian
masa nifas (puerperium)
2. Proses
laktasi dan menyusui
3. Respon
orang tua terhadap bayi baru lahir
4.
Perubahan fisiologi masa nifas
5.
Proses adaptasi psikologi ibu masa nifas
6.
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
7.
Tindak lanjut asuhan masa nifas dirumah
8.
Komplikasi masa nifas
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Membantu ibu dan
pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
2.
Tujuan Khusus
a.
Menjaga kesehtan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
b.
Melakukan Skrining yang komprehensif, mendetaksi masalah,
mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c.
Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehtan dini,
Nutrisi, KB, Menyusui, Penberian Imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
d.
Memberikan pelayanan KB.
D. Peran
dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Peran dan
tangggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:
1.
Mendeteksi dini komplikasi dan perlunya rujukan
2.
Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai caranya mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
3.
Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4.
Memulai dan mendorong pemberian ASI
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
Masa nifas (puerperium) atau masa post partum adalah masa masa setelah
keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung sampai enam minggu atau 42 hari berikutnya
disertai Batasan waktu masa nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas
waktunya, bayhkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas
ini 6-8 minggu.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Tahapan masa
nifasdibagi menjadi 3 tahap:
1.
Puerperium dini
Kepulihan dimana
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2.
Puerperium intermedial
Kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8minggu
3.
Remot puerperium
Waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyaikomplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan, tahunan.
Kebijakan
program nasional masa nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi baik pada ibu maupun bayi.
1.
Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
1)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2)
Mendeteksi dan merawat penyebablain perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut
3)
Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4)
Pemberian ASI awal
5)
Membimbing ibu bagaimana tehnik melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
6)
Mencegah bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
Petugas kesehatan termasuk bidan yang menolong persalinan harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dalam kondisi stabil.
2.
Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)
1)
Memastikan uterus berjalan normal, uterus berkontraksi kuat, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2)
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3)
Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
4)
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
5)
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3.
Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)
Sama seperti
kunjungan 6 hari
4.
Kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan)
1)
Menayakan pada ibu tentang penyulit yang dialami oleh ibu maupun bayi
2)
Memberikan konseling untuk KB secara dini
B.
Proses laktasi dan menyusui
ASI Ekslusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan atau makanan apapun sampai umur 6 bulan. Seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim.
Manfaat
pemberian ASI Esklusif yaitu:
a.
ASI sebagai nutrisi
b.
ASI sebagai daya tahan tubuh
c.
ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
d.
ASI sebagai penghemat biaya obat-obatan
e.
ASI sebagai tenaga
f.
ASI sebagai sarana kesehatan yang murah
g.
ASI dapat menciptakan generaso penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas
Zat kekebalan
yang terkandung dalam ASI yaitu:
a.
Faktor bifidus : mendukung proses perkembangan bakteri yang
“menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang
merugikan
b.
Laktoferin: mengikat zat besi dalam ASI sehinggga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya
c.
Anti alergi
d.
Mengandung zat anti virus polio
e.
Menjaga pencernaaan dengan membantu pertumbuhan selaput usus bayi
sebagai perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke dalam
peredaran darah
Komposisi ASI
yaitu :
a.
Kolostrum
a)
Merupakan cairan kental yang pertama kali keluar kental dengan warna
kekuning-kuningan dibanding susu matur
b)
Disekresikan hari ke 1 sampai hari ke 3, bila dipanaskan akan
menggumpal, sedangkan ASI matur tidak
c)
Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan salauran pencernaan makanan bayi bagi makanan
yang akan datang
d)
Lebih banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi sehingga
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan dibandingkan dengan
ASI matur
b.
Air susu masa peralihan
a)
Merupakan ASI peralihan darim kolostrum sampai menjadi ASI yang
maturedisekresi hari ke 4 sampai hari ke 10
b)
Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin
meninggi dan volume juga semakin meningkat
c.
Air susu matur
a)
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisi
relatif konstan
b)
Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari
Ca-casein, riboflavin dan karoten yang terdapat didalamnya
c)
Tidak menggumpal jika dipanaskan
d)
Terdapat antimicrobial faktor, antara lain: antibody (kekbalan terhadap
infeksi),
protein,
hormon-hormon dan lain-lain
Cara-cara yang
dapat memperbanyak produksi ASI yaitu :
a.
Bayi menyusu minimal setiap 2 jam bergantian pada kedua payudara sepuas
bayi
b.
Bangunkan bayi, buka baju/bedong yang membuat rasa gerah, duduklah
selama menyusui
c.
Pastikan bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada perut
ibunya) dan menelan secara aktif
d.
Susui bayi ditempat tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui
e.
Tidur bersebelahan/dekat dengan bayi
f.
Ibu meningkatkan istirahat atau minum
a.
Pengeluaran ASI dengan tangan
a)
Cuci tangan sampai bersih
b.
Pengeluaran dengan pompa
C.
Respon orang tua terhadap bayi baru lahir
1.
Bounding Attachment
Yang dimaksud
bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal
ini kontak ayah dan ibu akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal.
Pada proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang
tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Bayi mempelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan
pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya dengan
membedakan suhu panas dan dingin.
2.
Respon Ayah dan Keluarga
a.
Peran ayah saat ini
Calon ayah
digambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan perhatian pada kesejahteraan
emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia tidak hanya mempunyai tanggung
jawab sebagai orang tua terhadap anak, tetapi dalam kasus pertama kali menjadi
seorang ayah, pria menjalani sebuah transisi peran dengan model formal yang
sangat sedikit. Keterlibatan pria dalam proses kelahiran anak merupakan
fenomena terkini dan mungkin tidak sama dalam setiap budaya.
b.
Respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
Respon setiap
ibu dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalaman dalam membesarkan anak
selalu berbeda karena mencakup seluruh spektrum reaksi dan emosi, mulai dari
kesenangan yang tidak terbatas, hingga dalamnya keputusan dan duka.
c.
Ikatan awal bayi dan orang tua
Ikatan awal di
artikan sebagaimana perilaku orang tua terhadap kelahiran bayinya pada
masa-masa awal. Perilaku ini sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain bagaimana ia di rawat oleh
orang tuanya, bawaan genetiknya, adat istiadat dan nilai, hubungan antar
pasangan, keluarga, orang lain, pengalaman kelahiran. Faktor eksternal meliputi
perawatan yang diterima pada saat kehamilan, persalinan, responsivitas bayi,
keadaan bayi baru lahir.
3.
Sibling Rivalry
Yang dimaksud
sibling rivalry adalah adanya rasa persaingan saudara kandung terhadap
kelahiran adiknya. Biasanya hal tersebut terjadi pada anak usia toddler
(2-3 tahun), yang juga dikenal dengan “usia nakal” pada anak. Anak
mendemonstrasikan sibling rivalrynya dengan berperilaku tempramental,
misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik orang
tuanya, atau dengan melakukan kekerasan terhadap orang tuanya.
D.
Perubahan fisiologi masa nifas
1.
Perubahan Sistem Reproduksi
a.
Pengerutan rahim (involusi)
Involusi merupakan
suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya
(tinggi fundus uteri).
b.
Autolysis
Autolysis
merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uteri.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima
kali lebarnya dari sebelum hamil.
c.
Atrofi jaringan
Jaringan yang
berproliferasi dengan adanya estrogen dalam junlah besar, kemudian mengalami
atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai
pelepasan plasenta.
d.
Efek oksitoksin (kontraksi)
Intensitas
kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir. Hal
tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penuruna volume intra
uterin yang sangat besar. Kontraksi dan retraksi otot uteri akan mengurangi
suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tempat
implantasi plaenta dan mengurangi perdarahan.
e.
Lokhea
Lokhea adalah
ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan sisa
jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis
berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
· Lokhea
rubra/merah
Keluar pada hari
pertama sampai hari ke 4 masa post partum.
· Lokhea
sanguinolenta
Berwarna merah
kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post
partum.
· Lokhea
serosa
Lokhea ini
berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan jalan
lahir. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14.
· Lokhea
alba/putih
Lokhea ini
mengandung leukosit,sel desidua, sel epitel. Dapat berlangsung selama 2-6
minggu post partum.
f.
Perubahan pada serviks
Perubahan pada
serviks ialah bentuk servik agak menganga sepert corong segera setelah bayi
lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga eolah-olah pada perbatasan antara
korpus dan servik berbentuk semacam cincin.
g.
Vulva dan vaginal
Vulva dan vagina
mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, ke dua organ ini
tetap dalam keadaan kendur. Serelah 3 minggu vulva dan vagina kebali pada
keadaan tidak hamil.
h.
Perinium
Segera setelah
melahirkan, perinium menjadi kendur karena seelumnya teregang oleh tekanan
bayiyang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perinium sudah mendapatkan
kembali sebagian tonusnya.
2.
Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu
akan mengalami konstpasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada
waktu persalinan alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya
cairan dan makanan.
3.
Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses
persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24
pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme spinkter
dan edema leher kanduung kemih sesudah bagian ini mengalami tekanan
antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
4.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus
berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh darah yang berada di antara
anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta dilahirkan.
5.
Perubahan Sistem Endokrin
Hormon plasenta
menurun dengan cepat setelah persalinan. Hormon pituitary akan meningkat dengan
cepat,pada wanita tidak menyusui prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu.
Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor
menyusui.
6.
Perubahan Tanda Vital
Disini sushu
badan ibu akan naik sedikit akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan
cairan dan kelelahan. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat.
Tekanan darah biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah akan lebih
rendah setelah ibu melahirkan akibat perdarahan. Keadaan pernapasan selalu
berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka
ernapasan juga akan mengikutinya.
E.
Proses adaptasi psikologi ibu masa nifas
1.
Periode Taking in
Periode ini
terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. Ia mungkin
akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu melahirkan.
2.
Periode Taking Hold
Periode ini
berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses. Pada masa ini ibu biasanya agak
sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut.
3.
Periode Letting Go
Periode ini
biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun sangat berpengaruh
terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Depresi post partum
biasanya terjadi pada periode ini.
F.
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
1.
Kebutuhan Ibu Menyusui
Kualitas dan
jumlah makanan yang di konsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Ibu
menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan
untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu sendiri. Pemberian ASI sangat
penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh
sebagai manusia yang sehat.
2.
Ambulasi Dini ( Early Ambulation)
Ambyulasi dini
adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
3.
Eliminasi : Buang air kecil dan besar
Dalam 6jam
pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air kecil. Semakin lama
urine tertahandalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ
perkemihan misalnya infeksi. Dalam 24 jam pasien juga sudah dapat buang air
besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
buang air besar secara lancar.
4.
Kebersihan Diri
· Menjaga
kebersuhan sekuruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi.
· Membersihkan
daerah kelamin dengan sabun dan air.
· Mengganti
pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari.
· Mencuci
tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluan.
· Jika
mempunyai luka episiotomi, hindari utnuk menyentuh daerah luka.
5.
Istirahat
Ibu post partum
sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan
fisiknya.
6.
Seksual
Secara fisik
aman untuk melakukan hubungan begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
7.
Latihan atau Senam Nifas
Latihan senam
nifas di lakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan
normal dan tidak ada penyulit post partum. Manfaat senam nifas melancarkan
sirkulasi darah, mengembalikan kekuatan otot perut dan panggul, mengurangi
keluhan sakit punggung.
G.
Tindak lanjut asuhan masa nifas dirumah
1.
6 hari post partum
Biasanya pada
periode 6 hari post partum, pasien yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk memeriksakan kesehatan dirinya sekaligus bayinya.
2.
2 minggu post partum
Dalam kunjungan
ini, bidan perlu mengevaluasi ibu dan bayi. Pengkajian terhadap ibu meliputi :
·
Persepsi tentang persalinan dan kelahiran
·
Kondisi payudara
·
Asupan makanan
·
Nyeri, kram abdomen
·
Adanya hemoroid
·
Tingkat aktivitas saat ini
·
Respon ibu terhadap bayi
Pengkajian
terhadap bayinya meliputi :
· Bagaimana
dengan suplai ASI nya
· Pola
berkemih dan buang air besar
· Warna
kulit bayingkeadaan tali pusat
· Keadaan
genital
3.
6 minggu post partum
Pengkajian
melalui anamnesa seperti pada kunjungan 2 minggu post partum di tambah
permulaan hubungan seksual, metode KB yang di inginkan, riwayat KB yang lalu,
adanya gejala demam, keadaan payudara, fungsi perkemihan,latihan pengencangan
otot perut.
H.
Komplikasi masa nifas
Komplikasi masa
nifas biasanya jarang di temukan selama pasien mendapatkan asuhan yang
berkualitas , mulai dari masa kehamilan sampai dengan persalinannya. Beberapa
kemungkinan komplikasi masa nifas yang meliputi :
· Pendarahan
per vaginam
· Robekan
jalan lahir
· Retensio
plasenta
· Tertinggalnya
masa nifas
· Inversio
uteri
BAB
III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS NORMAL
NY”F” POST PARTUM
HARI KE -7
DI RUMAH SAKIT
RAJAWALI CITRA
PLERET BANJARDADAP
POTORONO BANGUNTAPAN BANTUL
No.registar
: 086362
Masuk
RS./tanggal/pukul
: 01 februari 2012 / 11.30
Di rawat di ruang
: -
I.
PENGKAJIAN DATA, tanggal
/pukul :01 feb 2012
A.
BIODATA
ibu
suami
1.
Nama
ny.f
tn. j
2.
Umur
29
tahun
27 tahun
3.
Agama
islam
islam
4.
Suku /
bangsa
jawa/indonesia
jawa/indonesia
5.
Pendidikan
D3
D3
6.
Pekerjaan
swasta
swasta
7.
Alamat
graha,
banguntapan, somenggalan, jambidan. bantul
B.
Data subjektif
1.
Alasan datang
Ibu mengatakan ingin mendapatkan perawatan perinium
2.
Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3.
Riwayat menstruasi
Menarche : 14
tahun
siklus
: 28 hari
Lama : 7
hari
teratur: ya
Sifat darah:
cair
keluhan: tidak ada
4.
Riwayat perkawinan
Status perkawin : menikah
syah menikah
ke : 1
Lama
:
9
tahun
usia menikah pertama kali : 20 tahun
5.
Riwayat obstetrik : P1 Ao Ah1
Hamil ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tanggal
|
Umur kehamilan
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
Jk
|
BB lahir
|
Laktasi
|
Komplik asi
|
|
1
|
27 jan 12
|
40 mggu
|
Spontan
|
bidan
|
Tidak ada
|
lk
|
2200
|
Ya,1.5 th
|
Tidak ada
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Riwayat kontrasepsi yangb digunakan
No
|
|
Pasang
|
Lepas
|
|||||||
Jenis kontrasepsi
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Pola pemenuhan kebutuhan masa nifas
a.
Nutrisi
Makan
Minum
Frekuensi : 3x/
hari
Frekuensi : 6-7 gelas/hari
Jenis
: nasi, sayur,
lauk
Jenis
: Air putih, teh
Porsi
: 1
piring
Porsi
: 1 gelas
Pantangan : tidak
ada
Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak
ada
Keluhan : tidak ada
b.
Eliminasi
BAB
BAK
Frekuensi : 1x/
hari
Frekuensi : 6x/ hari
Warna
:
Kuning
Warna
: Kuning jernih
Konsistensi :
Lunak
Konsistensi : Cair
Keluhan
: tidak
ada
Keluhan : tidak ada
c.
Istirahat
Tidur
siang
Tidur malam
Lama
: 1
jam/hari
Lama
: 8jam/hari
Keluhan
: tidak
ada
Keluhan : tidak ada
d.
Aktivitas
Ibu menyusui bayinya
Ibu mengatakan sudah melakukan oekerjaan rumah tangga,
seperti memasak, menyapu,
dan membersihkan rumah.
Ibu mengatakan sudah bisa merawat bayinya sendiri
8.
Riwayat kesehatan
a.
Penyakit yang pernah/sedang di derita (menular,menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit
menular (TBC,PMS),menurun (Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung, ginjal).
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan
menahun)
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami
tidak ada yang pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, PMS), menurun
( Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung, ginjal).
c.
Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi.
d.
Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat
9.
Kebiasaan yang menggangu kesehatan (merokok,minum jamu,minuman
beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan
kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol
10.
Data psikososial, spiritual dan ekonomi ( penerimaan ibi/suami/keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan keluarga ekonomi.
-
Ibu mengatakan bahagia atas kelahiran putra pertamanya
-
Ibu mengatakan suami dan keluarga bahagia atas kelahiran bayinya
-
Ibu sudah memberikan ASI dan berencana memberkan asi eksklusif selama 6
bulan
-
Ibu rajin sholat 5 waktu sehari
C.
DATA OBJEKTIF
1.pemeriksaan umum :
Keadan umum
:
baik
kesadaraan: composmentis
Status
emosional : stabil
Tanda vital
Teanan
darah
:110/80
nadi: 80 x/menit
Pernafasaan
: 17 x/
menit
suhu : 36,5◦c
BB
: 63 kg
TB : 159
2. pemeriksaan fisik
Kepala : mesocephal,
ukuran sedang, tidak pembengkakan atau massa,
kulit kepala
bersih
Wajah : oval, simetris,
tidak ada pembengkakan, tidak ada bekas luka
Mata : simetris,
konjungtiva merah muda, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : tidak stomatitis,
lembab, tidak ada caries gigi, gusi tidak brdarah
Telinga : simetris, tidak ada
serumen
Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan vena jugularis
Dada :
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing
Payudara : simetris, puting susu menonjol, keluar ASI,
terjadi hyperpigmentasi pada
aerola
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, TFU 2 jari diatas
shimpisis
Ekstremitas
Atas : gerakan
aktif, tidak ada odema, tidak ada varises
Bawah : gerakan aktif, tidak ada odema, tidak
ada varises
Genitalia : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,
tidak ada varises, tidak ada odema
Jahitan dalam : ada jahitan, jahitan jelujur
Jahitan luar : kering, jahitan satu
Lochea
: sanguinolenta, warna merah kecoklatan
Anus
: tidak ada
hemoroid
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
4. Data penunjang
Riwayat persalinan
Tanggal
: 27 januari
2012
jam: 05.00 wib
Massa
gestasi : 40 minggu
Komplikasi
: tidak ada
Plasenta
: lengkap
a.
Lahir
: spontan
b.
Berat
: gram
c.
Tali pusat : panjang :
50
cm
insersio : sentralis
Perenium
a.
Robekan di
: derajat 2
b.
Jahitan
dalam
: jelujur benang catgut
c.
Jahitan
luar
: 1 benang catgut
Lama persalinan
Kala I : 4 jam
- menit
perdarahan
0 cc
Kala II : - jam 30
menit
perdarahan 100 cc
Kala III : - jam 15
menit
perdarahan 100 cc
Kala IV : 2 jam -
menit
perdarahan
40 cc
Nilai APGAR : 1 menit :
7 5 menit:
8 10 menit:9
II.
INTERPRETASI DATA
A.
Diagnosa kebidanan
Seorang ibu P1 Ao Ah1 post partum hari ke -7 normal
Data dasar:
DS : ibu mengatakan baru melahirkan pertama kali
Ibu mengatakan
belum pernah abortus
Ibu mengatakan
melahirkan bayinya pada tanggal 27 januari 2012
pukul 05.00
DO: tekanan
darah:110/80
nadi:80x/menit
suhu:36,5◦c
Pernafasaan:
17x/menit
BB: 63
kg
TB : 159
Lochea :
sanguinolenta, warna merah kecoklatan.
TFU : 2
jari diatas shimpisis
B.
Masalah
Tidak ada
III.
IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
a.
Mandiri
Tidak ada
b.
Kalaborasi
Tidak ada
c.
Merujuk
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1.
Beritahu keadaan ibu
2.
Beritahu ibu tanda bahaya pada masa nifas
3.
Mematiskan uterus berjalan normal, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau
4.
Memberikan konseling tentang gizi untuk ibu nifas
5.
Ajarkan pada ibu perawatan perinium
6.
Ajarkan pada ibu tentang perawatan tali pusat
7.
Memberikan konseling pada ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat
8.
Ingatkan pada ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang telah diberikan
9.
Anjurkan ibu kontrol ulang lagi
VI.
PELAKSANAAN
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik-baik saja, Td:
110/80 mmHg
nadi:
80x/menit rr:
17x/menit
s:36,5◦c
2.
Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas diantaranya: inveksi
pada vulva, vagina, servik, bekas luka jahitan bernanah dan bengkak,
perdarahan, pandangan kabur, bengkak pada wajah dan kaki, payudara bengkak dan
bernanah,.
3.
Melakukan palpasi pada abdomen ibu,TFU teraba 2 jari diatas simpisis,
perdarahan ibu normal dan tidak berbau.
4.
Memberikan konseling tentang ibu nifas yaitu: makan dengan diet
berimbang, cukup karbonhidrat,protein, lemak, dan mineral.
5.
Mengajarkan ibu perawatan perawatan perenium yaitu selalu mengganti
pembalut 2-3 x sehari, mengganti celana apabila basah dan kotor,dan selalu
mencuci tantan setelah memegang darah genitalia dengan sabun dan air mengalir.
6.
Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat yaitu tidak diberi apa pun
dan hanya dibersihkan dengan air hangat.
7.
Memberikan konseling pada ibu bagaimana cara menjaga bayi tetap hangat
yaitu dengan meletakkan bayi di tempat yang hangat, memakaikan pakaian yang
kering dan bersih, tidak meletakkan bayi dibawah kipas angin.
8.
Mengingat kan ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang yang telah diberikan
amoxilin 3x500 mg, metrodinazol 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg setelah
makan.
9.
Menganjurkan ibu untuk kontrol lagi 6 hari atau bila ada keluhan
VII. EVALUASI
1.
Ibu legah mengetahui hasil pemeriksaannya
2.
Ibu mengetahui tanda bahaya masa nifas dengan menyebutkan kembali
contohnya
3.
Ibu lega mengetahui uterus normal, perdarahan normal dan tidak berbau
4.
Ibu mengerti dan bisa mengulangi kembali gizi untuk ibu nifas
Ibu bersedia melakukannya.
5.
Ibu telah diberikan pengetahuan tentang cara perawatan luka perinium,
ibu paham dan bersedia melakukannya
6.
Ibu megerti dan bisa mengulangi kembali cara perawatan tali pusat dan
bersedia melakukannya
7.
Ibu mengerti dan mampu mengulangi kembali cara menjaga bayi tetap hangat
dan bersedia melakukannya
8.
Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat yang telah diberikan sampai habis
9.
Ibu bersedia kontrol ulang dan bila ada keluhan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Masa
nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium di sebut puerpura.
Nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang di
perlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali, seperti pra hamil . Lama masa nifas ini 6-8
minggu.
Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batasnya, bahkan bisa jadi
dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat-alat reeproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Selama masa
pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik
secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologi.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan
ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa
nifas seperti sepsis puerpuralis. Jika di tinjau dari penyebab kematian para
ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah
perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada ini.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari kasus ibu nifas di atas pemberian asuhan kebidanan mulai dari pengkajian
yang meliputi data subyektif dan data obyektif, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Saran
1. Bagi
institusi
Di harapkan rumah Sakit Umum
Rajawali Citra mempertahankan pelayanan yang di berikan.
2. Bagi
klien dan keluarga
Kerja sama klien dan keluarga lebih
di tingkatkan sehingga menghasilkan asuhan kebidanan yang berkualitas.
3. Bagi
mahasiswa
Mengambil pengalaman di lahan
agar dapat menambah wawasan dalam melakukan suhan kebidanan khususnya kasus ibu
nifas.
DAFTAR
PUSTAKA
Arisman, Dr.MB, 2004, Gizi dalam
Daur Kehidupan, EGC, Jakarta., 32-39
Bennet, V.R dan Brown, L.K, 1996,
Myles Text Book for Midwifes, Edisi 12, Churcil Livingstone, London, UK.